Sebagai bagian dari proses perkembangan sejarah dan budaya manusia, modernitas pada dasarnya merupakan sesuatu yang tak terhindarkan. Namun, modernisasi yang berkembang saat ini—yakni modernisasi ala Barat—telah membawa dampak negatif berupa kerancuan dan penyimpangan nilai-nilai. Manusia modern semakin diliputi kecemasan dan perasaan tidak bermakna dalam hidup. Kehilangan visi keilahian atau dimensi transendental menyebabkan mereka mudah merasa hampa secara spiritual. Akibatnya, manusia modern mengalami keterasingan, baik dari dirinya sendiri, lingkungan sosialnya, maupun dari Tuhannya. Inilah kenyataan yang sering dibicarakan sebagai kelemahan modernisme Barat, yang sejak awal mengabaikan pendekatan spiritual dalam mengembangkan sains. Padahal, jika kita mau jujur, penemuan-penemuan sains dan teknologi akan lebih sempurna dan menyeluruh jika rasionalitas, metode ilmiah, dan agama digabungkan dalam satu kesatuan.