Isra Mi’raj adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam, yang menjadi momen istimewa dan penuh hikmah bagi umat Muslim. Peristiwa ini terjadi pada malam hari dan melibatkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang diabadikan dalam Al-Qur’an dan berbagai hadis. Isra Mi’raj bukan hanya tentang perjalanan fisik dan spiritual Rasulullah SAW, tetapi juga memiliki makna mendalam bagi keimanan dan kehidupan umat Muslim.

Apa Itu Isra Mi’raj?

Isra Mi’raj adalah perjalanan dua tahap yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW atas perintah Allah SWT:

  1. Isra: Perjalanan malam Rasulullah SAW dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha di Yerusalem.
  2. Mi’raj: Perjalanan spiritual Rasulullah SAW dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha, tempat tertinggi di langit, untuk bertemu langsung dengan Allah SWT.

Peristiwa ini tercantum dalam Al-Qur’an, terutama dalam Surah Al-Isra ayat 1:
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Rincian Peristiwa Isra Mi’raj

  1. Isra: Perjalanan ke Masjidil Aqsha
    Dalam perjalanan Isra, Nabi Muhammad SAW dibawa oleh Malaikat Jibril menggunakan Buraq, makhluk istimewa yang digambarkan memiliki kecepatan luar biasa. Nabi sampai di Masjidil Aqsha dan memimpin salat bersama para nabi terdahulu, sebuah simbolisasi persatuan risalah para nabi.
  2. Mi’raj: Perjalanan ke Langit
    Setelah Isra, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan Mi’raj. Dalam perjalanan ini, beliau melewati tujuh lapis langit dan bertemu dengan para nabi, seperti Nabi Adam, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa. Di Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat lima waktu langsung dari Allah SWT, yang menjadi salah satu inti ajaran Islam.

Makna dan Hikmah Isra Mi’raj

Isra Mi’raj bukan hanya perjalanan luar biasa, tetapi juga peristiwa yang sarat dengan pelajaran spiritual dan keimanan:

  1. Kepatuhan kepada Allah SWT
    Perintah salat lima waktu yang diterima Nabi Muhammad SAW mengajarkan pentingnya kepatuhan umat Muslim kepada Allah SWT. Salat menjadi ibadah utama yang menghubungkan hamba dengan Tuhannya.
  2. Keimanan yang Kokoh
    Isra Mi’raj menguji keimanan umat Islam pada masa awal dakwah. Peristiwa ini menjadi ujian keyakinan bagi para sahabat Rasulullah SAW, di mana mereka diminta percaya pada sesuatu yang berada di luar logika manusia.
  3. Persatuan Umat Islam
    Perjalanan ke Masjidil Aqsha dan salat bersama para nabi menunjukkan bahwa umat Islam memiliki hubungan spiritual dengan tempat-tempat suci di dunia, termasuk Masjidil Aqsha. Ini memperkuat rasa persatuan di antara umat Muslim.
  4. Penghiburan untuk Rasulullah SAW
    Isra Mi’raj terjadi setelah tahun yang penuh cobaan bagi Rasulullah SAW, yang dikenal sebagai Tahun Kesedihan, di mana beliau kehilangan istri tercinta, Khadijah RA, dan pamannya, Abu Thalib. Peristiwa ini menjadi bentuk penghiburan dan dukungan dari Allah SWT kepada Nabi-Nya.

Peringatan Isra Mi’raj

Umat Islam di berbagai belahan dunia memperingati Isra Mi’raj dengan berbagai cara, seperti mengadakan pengajian, ceramah agama, dan salat berjemaah. Peringatan ini menjadi momentum untuk merenungkan kembali makna salat, memperkuat keimanan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Penutup

Isra Mi’raj adalah perjalanan spiritual yang mengandung pelajaran mendalam tentang keimanan, ketaatan, dan tanggung jawab umat Muslim kepada Allah SWT. Peristiwa ini mengingatkan kita akan kebesaran Allah, kedudukan Rasulullah SAW sebagai utusan-Nya, serta pentingnya salat sebagai tiang agama. Semoga kita senantiasa mampu mengambil hikmah dari peristiwa agung ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

©2024 Sejahtera Kita - All Rights Reserved.